Komunitas Difabel di Jawa Timur

Bengkel Alat Bantu Disabilitas di Malang

1 minute, 49 seconds Read
Untuk pertama kalinya di Jawa Timur, organisasi difabel mengembangkan bengkel alat bantu disabilitas yang pemanfaatannya terbuka untuk umum. Selama ini memamg terdapat bengkel-bengkel milik yayasan atau sekolah luar biasa namun dikhususkan untuk pelayanan internal mereka. Adalah Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) bekerjasama dengan Universitas Merdeka Malang, mengembangkan Bengkel Alat Bantu Disabilitas melalui Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D). Lokasi bengkel di Desa Bedali Kecamatan Lawang Kabupaten Malang.

 

“Adanya bengkel alat bantu disabilitas ini memberikan manfaat langsung bagi penyandang disabilitas, yaitu selain sebagai tempat servis yang dinukan untuk umum, juga menyerap tenaga kerja penyandang disabilitas,” kata Ketua Pembina LINKSOS, Ken Kertaningtyas.

 

Lanjut Ken, adanya bengkel ini juga tak lepas dari dukungan Pemerintah Desa Bedali, yang mencanangkan program desa inklusi sehingga menambah kepercayaan lintas sektor untuk menjalin kerjasama. Di dalam desa inklusi terdapat lintas sektor yang saling mendukung, misalnya untuk proyek pengadaan bengkel alat bantu disabilitas, terdapat hubungan kerjasama antara LINKSOS, perguruan tinggi dan Pemerintah Desa.

 

“Saat ini terdapat 5 karyawan di Bengkel Alat bantu Disabilitas, semuanya penyandang disabilitas dari ragam disabilitas fisik termasuk orang yang pernah mengalami kusta, dan disabilitas mental,” terang Ken. Pelatih bengkel juga penyandang disabilitas yang sebelumnya merupakan alumni YAKKUM Yogjakarta. Artinya konteks pelibatan penyandang disabilitas dalam hal ini terpenuhi.

 

Untuk meningkatkan keterampilan dan layanan yang prima, saat ini tengah diadakan pelatihan teknisi bengkel bagi difabel, juga pelatihan e-commerse agar difabel memiliki kemampuan pemasaran yang baik melalui digital maupun langsung. Sasaran pemasaran utamanya adalah rumah sakit-rumah sakit, sekolah luar biasa, komunitas difabel serta masyarakat luas.

 

“Yang perlu diupgrade dalam bengkel ini, yang pertama permodalan. Saat ini modal hanya cukup untuk membuka servis atau perbaikan kursi roda dan membuat korset bagi orang dengan kepatahan tulang belakang,” imbuh Kepala Bengkel Alat Bantu Disabilitas, Suhaedin. Kedepan kami ingin pula memproduksi kaki palsu.

 

Kebutuhan lainnya adalah tempat dengan ketersediaan listrik dan air yang memadai serta akses bagi penyandang disabilitas, terang Suhaedin. Sementara ini lokasi bengkel masih di kediaman pak Ken yang listriknya tidak memadai, jadi kalau untuk ngelas pasti ngetrip. Kami sudah ada alat las untuk melayani modifikasi kendaraan khusus penyandang disabilitas.

 

Suhaedin berharap kedepan bengkel ini akan terus berkembang dan memberikan dampak kesejahteraan serta kemandirian bagi anggotanya. (admin)

 

Similar Posts

Skip to content